adaptasi fisiologi bayi baru lahir
Menurutdepkes RI (2005), bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2.500 gram sampai 4.000 ram. Menurut Saifuddin (2002), bayi baru lahir adalah bayi
Diagnosissepsis puerperal baru dipikirkan, jika suhutubuh ibu meningkat sampai 38 °C (100,4°F) setelah 24 jam pertama setelah bayi lahir dan terjadi lagi atau menetap selama dua hari. Kemungkinan lain ialah mastitis, endometritis, infeksi saluran kemih, dan infeksi sistemik.
Makaperlu mempertahankan tubuh supaya suhunya berkisar 36-37°C. 3. Kulit. Terdapat vernik kaseosa yakni lemak putih yang melekat pada kulit bayi baru lahir. Mungkin bercampur dengan cairan amnion, darah, faeces, mekonium, dibersihkan dengan kapas steril dan kering atau dengan minyak steril.
Resusitasitidak dilakukan pada semua bayi baru lahir.Akan tetapi penilaian untuk menentukan apakah bayi memerlukan resusitasi harus dilakukan pada setiap bayi baru lahir. Penghisapan lender dari mulut bayi, secara stimulasi bayi dengan mengusap telapak kaki atau punggung bayi apabila dapat bernafas dengan spontan tidak perlu dilakukan resusitasi.
21 ADAPTASI PSIKOLOGIS IBU MASA NIFAS. Setelah melahirkan, ibu mengalami perubahan fisik dan fisiologis yang juga mengakibatkan adanya beberapa perubahan dari psikisnya. Tidak heran bila ibu mengalami sedikit perubahan perilaku dan sesekali merasa kerepotan. Masa ini adalah masa rentan dan terbuka untuk bimbingan dan pembelajaran.
Pengkajianfisiologis lebih difokuskan pada proses involusi organ reproduksi, perubahan biofisik sistem tubuh dan deteksi adanya hambatan Pengkajian psikososial ini difokuskan pada interaksi dan adaptasi ibu, bayi baru lahir dan keluarga. Perawat melihat status emosianal dan respon ibu terhadap pengalaman kelahiran, interaksi dengan bayi
AsuhanKebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir 4 Pengeluaran buah kehamilan antara 22 minggu dan 28 minggu atau bayi dengan berat badan antara 500 gram dan 999 gram. 3. Partus prematurus Pengeluaran buah kehamilan antara 28 minggu dan 37 minggu atau bayi dengan berat badan antara 1000 gram dan 2499 gram. 4. Partus maturus atau aterme
dalamasuhan bayi baru lahir Penugasan Role play S.Tr.Keb., M.Keb XV A 8 B1 C3 D1 M. CTJKonsep perubahan dan adaptasi fisiologis pada Bayi Baru Lahir: 1. Sistem kardiovaskuler 2. Sistem Pernafasan 3. Termoregulasi 4. Sistem pencernaan 5. Sistem imunologi Mempu menjelaskan tentang perubahan dan adaptasi fisiologi pada Bayi Baru Lahir Penugasan
Siblingrivalry adalah persaingan antara saudara kandung, merupakan salah satu alasan terkuat anak-anak bertengkar karena masing-masing anak ingin diperlakukan special oleh orang tuanya. Verney (2007) menggambarkan tingkah laku perkenalan sibling dengan bayi baru lahir yaitu pertemuan pertama anak laki-laki dengan adik perempuan baru, isyarat pertama
TRANSCRIPT PENANGANAN BAYI BARU LAHIRPPDS Obstetri dan GinekologiPeriode Januari 2013. Penatalaksanaan Awal BBLPenatalaksanaan persalinan baru dapat dikatakan berhasil jika selain ibunya, bayi yang dilahirkan juga berada dalam kondisi yang optimalhal yang esensial dalam asuhan bayi baru lahir: asuhan segera, aman, dan bersih untuk
. 0% found this document useful 0 votes174 views19 pagesDescriptionAdaptasi fisiologiCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsPPT, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes174 views19 pagesAdaptasi Fisiologis Dan Psikologis Bayi Baru LahirJump to Page You are on page 1of 19 You're Reading a Free Preview Pages 7 to 17 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
LAPORAN PENDAHULUAN PADA BAYI BARU LAHIR NORMAL 1. DEFINISI BBLN " Bayi yang baru lahir dari kehamilan 37 minggu – 42 minggu dan BBL 2500 – 4000 gram ". Asuhan Kesehatan anak dalam konteks keluarga, DepKes RI, 1993 Asuhan Bayi Baru Lahir Normal " Asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama jam pertama setelah melahirkan ". Maternal dan Neonatal, 2002, Hal 30 2. CIRI-CIRI BAYI BARULAHIR NORMAL a. Berat badan 2500 – 4000 gr b. Panjang badan lahir 48 – 52 cm c. LIDA 30 – 38 cm d. LIKA 33 – 35 cm e. Bunyi jantung dalam menit pertama kira-kira 160x/menit, kemudian menurun-120x/menit. f. Pernafasan pada menit pertama cepat kira-kira kemudian menurun kira-kira 40x/ menit. g. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup terbentuk dan diliputi vernix caseosa. h. Rambut lainnya telah tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna. i. Genetalia ♀ Labia mayora sudah menutupi labia minora. ♂ Testis sudah turun j. Reflek isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik. k. Reflek morro sudah baik, bayi bila dikagetkan akan memperlihatkan gerakan seperti memeluk. l. Graff reflek sudah baik, apabila diletakkan sesuatu benda diatas telapak tangan bayi akan menggenggam. m. Eliminasi baik, urine dan mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama, mekonium berwarna hitam kecoklatan. 3. PERUBAHAN YANG TERJADI PADA BAYI BARU LAHIR F 0 D 8 Perubahan Metabolisme Karbohidrat Dalam waktu 2 jam setelah lahir akan terjadi penurunan kadar gula darah, untuk menambah energi pada jam-jam pertama setelah lahir diambil dari metabolisme asam lemak. F 0 D 8 Perubahan Suhu Tubuh Ketika bayi baru lahir, bayi berada dalam suhu lingkungan yang lebih rendah dari suhu didalam rahim ibu, akibatnya metabolisme jaringan meningkat dan kebutuhan O2 juga. F 0 D 8 Perubahan Pernafasan Selama dalam uterus janin mendapat O 2 dari plasenta, setelah lahir melalui paru-paru bayi. F 0 D 8 Perubahan Sirkulasi Dengan berkembangnya paru F 0 A E tekanan O2 meningkat F 0 A E CO2 menurun mengakibatkan resistensi pembu;uh darah sehingga aliran darah meningkat, hal ini menyebabkan darah dalam uterus pulmonalis mengalir ke paru F 0 A E puctus arterosus menutup. Dengan munculnya arteri dan vena umbilikasi dan terpotongnya tapi pisat, aliran darah dalam plesenta melalui vena kawa inferior dan foramen ovale ke atrium kiri terhenti, sirkulasi janin sekarang berubah menjadi sirkulasi bayi yang hidup diluar badan ibu. F 0 D 8 Perubahan alat pencernaan, hati ginjal mulai berfungsi. 4. PENATALAKSANAAN Segera setelah melahirkan bayi a. sambil secara ceepat menilai pernafasannya, letakkan bayi edngan handuk diatas perut ibu. b. Dengan kain bersih dan kering atau kasa lap darah dan lahir dari wajah bayi. Untuk mencegah jalan udaranya terhalang. c. Klem dipotong tali tali pusat dengan dua buah klem, pada titik kira-kira 2 dan 3 cm dari pengkal pusat bayi.
Perubahan fisiologi pada bayi baru lahir merupakan suatu proses adaptasi dengan lingkungan luar atau dikenal dengan kehidupan ekstrauteri. Sebelumnya bayi cukup hanya beradaptasi dengan kehidupan intrauteri Aziz Alimul, 2008. Saat lahir, bayi mengalami perubahan fisiologi yang cepat dan hebat. Kelangsungan hidup bergantung pada pertukaran oksigen dan kerbondioksida yang cepat dan teratur. Agar pertukaran efesien, alveolus paru yang semula terisi cairan harus terisi oleh udara Kenneth, 2009. a. Sistem Kardiovaskuler Sistem kardiovaskuler berubah bermakna setelah lahir. Nafas pertama bayi, disertai dengan peningkatan distensi kapiler alveolus, mengembangkan paru-paru dan mengurangi restensi pembuluh darah paru terhadap aliran darah paru dari arteri pulmonaris. Tekanan arteri pulmonaris menurun, dan tekanan dalam atrium menurun. Meningkatnya aliran darah paru dari sisi jantung kiri meningkatkan tekanan di atrium kiri, yang menyebabkan penutupan fisiologis dari foramen ovale. Dalam uterus, PO2 janin berukuran 27 mmHg. Setelah lahir, ketika kadar PO2 dalam darah arteri berukuran sekitar 50 mmHg . duktus arteriosus berkonturksi sebagai respons terhadap peningkatan oksigenasi. Kadar hormone prostaglandin E yang bersirkulasi juga memiliki peranan penting dalam penutupan duktus arterious. Selanjutnya, duktus arteiosus akan menutup total dan menjadi ligament Lowdermilk, 2013. 1 Denyut dan Bunyi Jantung Denyut jantung rata-rata berkisar 120-140 denjut/menit, dengan variasi yang tampak jelas saat tidur dan bangun. Saat setelah tangisan pertama, denyut jantung bayi dapat mengalami percepatan 175-180 denyut/jantung. Kisaran denyut jantung pada bayi matur berkisar 85-90 denyut/menit selama tidur dalam dan hingga 170 denyut/menit atau lebih ketika bayi terbangun. Denyut jantung hingga 180 denyut/menit merupakan hal yang biasa ketika bayi menangis. Denyut jantung yang secara konsisten tinggi >170 denyut/menit atau rendah <80 denyut/menit saat bayi baru lahir dalam keadaan istirahat harus dievaluasi kembali dalam 1 jam atau saat aktifitas bayi berubah. 2 Tekanan Darah Tekanan darah TD sistolik rata-rata pada bayi baru lahir berkisar 60 hingga 80 mmHg. Tekanan diastolic rata-rata berkisar 40 hingga 50 mmHg. Tekanan darah meningkat pada hari kedua kehidupan, dengan sedikit variasi yang tampak pada bulan pertama kehidupan. Turunnya TD sistolik 15 mmHg pada 1 jam pertama kehidupan bisa terjadi. Menanggis dan begerak biasanya menyebabkan peningkatan tekanan sistolik. 3 Volume Darah Volume darah pada bayi baru lahir berkisar 80 hingga 85 ml/kgBB. Segera setelah lahir, volume darah total rata-rata sebesar 300 ml, namun volume ini dapat meningkat hingga 100 ml, bergantung pada lamanya waktu sebelum tali pusat diklem dan di potong. 4 Sirkulasi Darah Pada Janin Plasenta tali pusat terletak berada di daerah fundus yang mempunyai permukaan, yaitu permukaan martenal yang menghadap depan dingding Rahim yang berisi kotiledon dan permukaan fetal yang menghadap ke janin bersamaan dengan tali pusat. Fungsi plasenta sebagai media transportasi nutrisi dari plasenta ke janin. Panjang tali pusat normal 45-55 cm. diameter 1-1,5 cm. berat plasenta normal 500 gram. Tali pusat berwarna putih ke abu-abuan, mempunyai pembulu darah 2 arteri dan 1 vena. Pada janin, pembuluh darah vena membawa darah bersih dan pembulu darah arteri membawa darah kotor. b. Sistem Pernafasan Pernafasan pada bayi normal terjadi dalam waktu 30 menit pertama sesudah lahir. Usaha bayi pertama kali untuk mempertahankan tekanan alveoli, selain adanya surfaktan yang dengan menarik nafas dan mengeluarkan nafas dengan merintih sehingga udara tertahan didalam. Respirasi pada neonates biasanya pernafasan diagfragmatik dan abdominal, sedangkan frekuensi dan dalam tarikan belum teratur. Apabila surfaktan berkurang, maka alveoli akan kolaps dan paru-paru kaku sehingga terjadi atelectasis, dalam keadaan anoksia neonatus masih dapat mempertahankan hidupnya karena adanya kelanjutan metabolism anerobik Indriyani, 2013. Bernapas pada bayi baru lahir normal pertama kali kemungkinan sebagai akibat dari reflex yang dipicu oleh perubahan tekanan, pajanan terhadap temperature udara yang dinging, bising, dan sensasi lainnya yang berhubungan dengan proses kelahiran. Selain itu kemoreseptor di aorta dan badan karotis memulai reflex neorulogis ketika tekanan oksigen arteri PO2 menurun, tekanan karbondioksida CO2 arteri meningkat, dan pH arteri menurun. Pada sebagian besar kasus, reaksi pernapasan berat terjadi dalam 1 menit setelah lahir, dan bayi melakukan tarikan napas pertama dan menangis. Setelah pernapasan dimulai, periode dari napas periodik yang terdiri dari atas henti napas sementara yang berlangsung kurang dari 20 detik. Periode henti napas lebih dari 20 detik merupakan indikasi proses patologis dan haru dievaluasi secara menyeluruh Lowdermilk, 2013. c. Sistem Hematopoietik Pada bayi baru lahir menunjukan beberapa variasi dari orang dewasa. Kadar sel darah merah dan leukosit berada namun kadar trombosit relatif sama Lowdermilk, 2013. a Sel Darah Merah dan Hemoglobin Saat lahir, kadar rata-rata sel darah merah dan hemoglobin hemoglobin janin bersifat dominan lebih tinggi dibandingkan pada orang dewasa. Darah tali pusat pada bayi baru lahir matur dapat memiliki konsentrasi hemoglobin 14 hingga 24 g/dl rata-rata17 g/dl. Hematrokit berkisar dari 44 % hingga 64 % rata-rata 55 %. Sel darah merah juga ikut meingkat berkisar dari 4,8 hingga 7,1 juta/mm3 rata-rata 5,14 juta/mm3. Pada akhir bulan pertama, nilai-nilai ini akan menurun dan mencapai kadar rata-rata 11 hingga 17 g/dl dan 4,2 hingga 5,2 juta/mm3 secara berurutan. Kadar darah ini dipengaruhi oleh klem tali pusat yang tertunda, yang akan mengakibatkan peningkatan hemoglobin, sel darah dan hematocrit. b Leukosit Leukosit dengan hitung sel darah putih SDP sekitar sel/mm3 berkisar antara hingga sel/mm3 normal saat lahir. Jumlah leukosit meningkat hingga sampai sel/mm3 selama hari pertama setelah lahir. Leukosit awal yang tinggi pada bayi baru lahir akan menurun cepat, kadar sel/mm3 umumnya dipertahankan selama periode neonatus. c Trombosit Trombosit berkisar antara hingga sel/mm3 dan sama nilainya pada bayi baru lahir dan orang dewasa. Kadar factor II,VII, IX dan X yang ditemukan dihati, menurun selama beberapa hari pertama kehidupan, karena bayi baru lahir tidak dapat menyintesis vitamin K. Namun, kecenderungan pendarahaan pada bayi baru lahir tidak biasa terjadi, dan jika difisiensi vitamin K tidak terhambat, pembentukan bekuan darah darah cukup untuk mencegah perdarahaan. d Golongan Da rah Golonga darah bayi ditentukan secara genetik dan dibentuk pada awal kehidupan janin. Namun, selama periode neonatus, kekuatan aglutinogen yang terdapat pada membrane sel darah merah meningkat perlahan. Sampel darah tali pusat dapat digunakan untuk mengidentifikasi golongan darah bayi dan status resusnya. d. Sistem Termogenik Setelah terjadinya pernapasan dan sirkulasi yang adekuat regulasi panas merupakan hal terpenting untuk kelangsungan hidup bayi baru lahir. Termoregulasi adalah mempertahankan keseimbangan antara kehilangan panas dan produksi panas. Bayi baru lahir berusaha untuk menstabilkan temperature inti tubuhnya dalam rentang yang sempit. Hipotermia akibat kehilangan panas berlebih sering terjadi dan berbahaya bagi neonatus. Kemampuan bayi baru lahir untuk memproduksi panas thermogenesis sering kali menyerupai orang dewasa, namun kecenderungan terhadap kehilangan panas yang cepat dalam lingkungan dingin meningkat pada bayi baru lahir dan menyebabkan bahaya Lowdermilk, 2013. 1 Thermogenesis Mekanisme menggigil untuk memproduksi panas jarang terjadi pada bayi baru lahir. Thermogenesis tanpa menggigil terjadi terutama oleh metabolisme lemak coklat yang khas pada bayi baru lahir, dan juga oleh peningkatan aktivitas metabolic di otak, jantung, dan hati, lemak cokelat terletak di cadang lemak superfisial pada daerah interskapula dan aksila, juga pada cadangan lemak dalam pada pintu masuk toraks, sepanjang kolumna veterba dan sekitar ginjal. Lemak coklat memliki suplai pembuluh darah dan saraf yang lebih kaya dibandingkan dengan lemak biasa. Panas yang di produksi oleh akativitas metabolic lemak dalam lemak cokelat dapat menghangatkan bayi baru lahir dengan meningkatkan produksi panas sebesar 100%. Cadangan lemak cokelat, umumnya terdapat hingga beberapa minggu setelah lahir, dan habis dengan cepat akibat dingin. Jumlah cadangan lemak coklat meningkat seiring dengan usia kehamilan. Bayi baru lahir matur memiliki cadangan lemak yang lebih banyak dibandingkan bayi premature. 2 Kehilangan Panas Kehilangan panas pada bayi baru lahir tejadi melalui empat cara berikut Lowdermilk, 2013. a Konveksi Konveksi adalah perpindahan aliran panas dari permukaan tubuh ke udara lingkungan yang lebih dingin. Oleh karena dapat terjadi kehilangan panas akibat konveksi, temperature lingkungan dalam kamar perawatan bayi dipertahankan pada suhu sekitar 24o C, dan bayi baru lahir pada tempat tidur bayi yang terbuka harus diselimuti untuk melindungi mereka dari dingin. b Radiasi Radiasi adalah hilangnya panas dari permukaan tubuh menuju permukaan padat yang lebih dingin, tidak dengan kontak langsung, namun pada jarak yang relative dekat. Untuk mencegah kehilangan panas ini, tempat tidur bayi dan meja periksa ditempatkan jauh dari jendela. c Evaporasi Evaporasi adalah kehilangan panas yang terjadi ketika cairan dikoveksi menjadi uap. Pada bayi baru lahir, kehilangan panas oleh evaporasi terjadi sebagai akibat dari penguapan kelembaban pada kulit. Kehilangan panas ini dapat diakibatkan karena kesalahan teralu cepat mengeringkan bayi baru lahir atau melalu pengeringan bayi yang terlalu lambat setelah di mandikan. Semakin kurang matur bayi baru lahir tersebut, semakin berat kehilangan panas melalu evaporasi yang akan terjadi. Kehilangan panas melalui evaporasi adalah kehilangan panas yang tidak disadari, merupakan penyebab kehilangan panas yang paling penting pada beberapa hari pertama kehidupan. d Konduksi Konduksi adalah hilangnya panas dari permukaan tubuh kepada permukaan yang lebih dingin dengan kontak langsung. Ketika masuk kedalam ruang perawatan bayi, bayi baru lahir ditempatkan dalam tempat tidur hangat untuk meminimalkan kehilangan panas. Timbangan yang digunakan untuk menimbang bayi baru lahir harus dilapisi kain pelindung untuk meminimalkan kehilangan panas secaa konduksi. 3 Regulasi Temperatur Kemampuan bayi baru lahir untuk memproduksi panas pada awalnya kurang dibandingkan pada orang dewasa. Bayi baru lahir memiliki rasio permukaan tubuh terhadap berat badan massa yang lebih besar dibandingkan pada anak dewasa. Posisi fleksi pada bayi baru lahir membawa melindungi dari kehilangan panas karena mengurangi jumlah permukaan tubuh yang terpajan pada lingkungan. Bayi juga dapat mengurangi kehilangan panas dari dalam melalui permukaan tubuh dengan konstriksi pembuluh darah perifer. Stress dingin mempengaruhi kebutuhan metabolic dan fisiologis pada semua bayi, tanpa dipengaruhi usia kehamilan, dan kondisi. Pada bayi yang mengalami stress dingin, konsumsi oksigen dan energy dialihkan dari mempertahankan fungsi otak dan jantung yang normal serta pertumbuhan kepada thermogenesis untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. e. Sistem renal Pada usia kehamilan matur, ginjal menempati sebagian besar dari dinding abdomen posterior. Kandung kemih terletak di dekat dinding abdomen anterior dan merupakan organ abdomen dan organ panggul. Pada bayi baru lahir hampir seluruh masa yang teraba pada abdomen berasal dari ginjal. Sejumlah kecil urin sekitar 40 ml biasa terdapat dalam kandung kemih bayi matur saat lahir. Frekuensi berkemih bervariasi dari 2 hingga 6x/hari. Selama hari pertama dan kedua kehidupan dan dari 5 hingga 25x sehari setelahnya. Sekitar 6 hingga 8x berkemih per hari dengan urine berwarna kuning pucat merupakan penanda asupan cairan yang adekuat setelah 3-4 hari pertama. Umumnya, bayi matur berkemih 15-60 ml urine/kgBB/hari. Bayi matur memiliki kapasitas yang terbatas untuk mengonsentrasi urine, oleh karena itu, berat jenis urine dapat berkisar antara 1001 hingga 1020. Kemampuan untuk mengonsentrasi urine dengan baik baru didapatkan sekitar usia 3 bulan. Setelah berkemih pertama kali, urine bayi akan tampak keruh dikarenakan kandungan mukus dan memiliki berat jenis yang lebih tinggi. Kadar ini menurun dengan peningkatan asupan cairan. Urine normal selama masa bayi awal umumnya berwarna kuning bening dan hampir tidak berbau Lowdermilk, 2013. Keseimbangan cairan dan elektrolit Sekitar 40% dari berat badan bayi baru lahir terdiri atas cairan ekstraselular. Setiap harinya, bayi baru lahir mengambil dan mengeluarkan sekitar 600-700 ml cairan, yang merupakan 20% dari cairan tubuh total atau 50% dari cairan ekstraselular. Laju filtrasi glomerolus pada bayi baru lahir sekitar 30% hingga 50% dari orang dewasa. Laju filtrasi yang lebih rendah ini mengakibatkan berkurangnya kemampuan untuk mengeluarkan nitrogen dan produk sisa lainya dari darah. Namun, protein yang di konsumsi oleh bayi baru lahir hampir seluruhnya di metabolisme untuk pertumbuhan. f. Sistem gastrointestinal Bayi baru lahir matur mampu untuk menelan, mencerna, memetabolisme dan menyerap protein, karbohidrat sederhana dan lemak pelarut. Selain dari enzim amilase pankreas, enzim-enzim khas dan cairan-cairan pencernaan terdapat pada neonatus, bahkan yang dengan berat lahir rendah. Pada bayi yang terhidrasi dengan adekuat, membran mukosa mulutnya lembap dan berwarna pink. Palatum lunak dan keras utuh. Adanya mukus dalam jumlah sedang hingga banyak umum terjadi pada beberapa jam pertama setelah lahir. Area kecil berwarna keputihan mutiara Epstein dapat di emukan pada sisi gusi dan pada persambungan dari palatum lunak dan keras. Pipih berbentuk bulat penuh di karenakan bantalan penghisap yang berkembang dengan baik. Bantalan ini, seperti tuberkel labia kalus penghisap pada bibir atas, menghilang sekitar usia 12 bulan, ketika periode menghisap berakhir. Walaupun gerakan menghisap dalam uterus telah direkam oleh ultrasound, gerakan ini tidak terkoordinasi dengan proses menelan pada semua bayi yang lahir sebelum usia 32 hingga 33 minggu gestasi. Gerakan menghisap pada bayi baru lahir dilakukan dengan isapan-isapan kecil sebanyak 3 atau 4 hingga 8 sampai 10 isapan pada satu waktu, dengan waktu berhenti yang singkat diantara isapan. Gigi mulai tebentuk di dalam uterus, dengan pembentukan email berlanjut hingga sekitar usia 10 tahun. Bakteri tidak terdapat pada saluran pencernaan bayi saat lahir. Bising usus umumnya dapat terdengar sesaat setelah lahir. Kapasitas lambung bervariasi dari 30 hingga 90 ml, bergantung pada ukuran bayi. Waktu pengosongan lambung sangat bervariasi beberapa faktor yang dapat memengaruhi pengosongan lambung seperti waktu dan volume dari pemberian makanan atau jenis dan temperatur makanan. Sfingter jantung dan kontrol saraf pada lambung belum matur, sehingga terkadang regurgitasi dapat terjadi. Regusgitasi selama hari pertama atau kedua kehidupan dapat dikurangi dengan menghindari pemberian makanan berlebih, dengan membuat bayi bersendawa, dan dengan memosisikan bayi dengan kepala sedikit terangkat. 1 Pencernaan Kemampuan bayi untuk mencerna karbohidrat, lemak atau protein di regulasi oleh adanya beberapa enzim. Sebagian besar enzim-enzim ini berfungsi saat lahir. Pengecualian pada amilase, yang di produksi oleh kelenjar saliva setelah kurang lebih usia 3 bulan dan oleh pankreas sekitar usia 6 bulan. Pengecualian lainya adalah livase, yang juga disekresikan oleh pankreas enzim ini di perlukan untuk mencerna lemak. 2 Tinja Saat lahir, usus bagian bawah berisi mekonium. Mekonium dibentuk selama kehidupan janin dari cairan amnion dan kontituennya, sekresi usus meliputi bilirubin, dan sel-sel yang luruh dari mukosa. Mekonium berwarna hitam kehijauan dan kental serta mengandung darah samar. Mekonium pertama yang di keluarkan biasanya steril, namun mengandung bakteria. Mayoritas bayi matur yang sehat mengeluarkan mekonium dalam 12 hingga 24 jam pertama kehidupan, dan hampir semua bayi mengalaminya dalam 48 jam pertama Blackburn, 2007. g. Sistem hepatic Hati dan kandung empedu dibentuk pada minggu keempat gestasi. Pada bayi baru lahir, hati dapat di palpasi sekitar 1cm di bawah batas iga kanan karena hati membesar dan menempati sekitar 40% dari rongga abdomen. 1 Penyimpanan besi Hati janin, yang berperan sebagai tempat produksi hemoglobin setelah lahir, mulai menyimpan besi dalam uterus. Cadangan besi pada bayi proporsional terhadap hemoglobin total tubuh dan lamanya gestasi. Saat lahir, bayi matur memiliki cadangan besi yang cukup untuk 4 hingga 6 bulan. 2 Metabolisme karbohidrat Saat lahir, bayi baru lahir dipisahkan dari suplai glukosa ibu, akibatnya bayi baru lahir memiliki kadar glukosa serum awal yang menurun. Peningkatan kebutuhan energi, penurunan pelepasan glukosa oleh hati dari cadangan glikogen, peningkatan volume sel darah merah, dan peningkatan ukuran otak pada bayi baru lahir akan berperan dalam menyebabkan abisnya simpanan glikogen dalam 24 jam pertama setelah lahir. Pada sebagian besar bayi baru lahir matur yang sehat, kadar glukosa darah stabil pada 50 hingga 60 mg/dl selama beberapa jam pertama setelah lahir. Pada hari ketiga kehidupan, kadar glukosa darah harus berkisar antara 60 dan 70 mg/dl. Inisiasi pemberian makan membantu stabilisasi kadar glukosa darah bayi baru lahir. 3 Jaundis Jaundis merupakan manifestasi pigmen bilirubin dalam jaringan tubuh. Jaundis umumnya tidak terlihat hingga kadar bilirubin mencapai 5 mg/dl. Semua jaundis yang terlihat dalam 24 jam pertama kehidupan atau jaundis menetap 7 hingga 10 hari membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut terhadap penyebabnya karena hal ini menunjukan adanya proses patologis yang mendasarinya. 4 Koagulasi Faktor-faktor koagulasi, yang disintesis dihati, diaktivasi oleh vitamin K. Kurangnya bakteri usus yang diperlukan untuk menyintesis vitamin K menyebabkan defisiensi koagulasi darah sementara antara hari ke 2 hingga hari ke 5 kehidupan. Penggunaan vitamin K intramuskular sesaat setelah lahir membantu mencegah masalah pembekuan darah Lowdermilk, 2013. h. Sistem imun Sel yang memberikan imunitas pada bayi telah terbentuk sejak awal kehidupan janin; namun, sel-sel ini tidak aktif selama beberapa minggu hingga beberapa bulan setelah lahir. Selama 3 bulan pertama kehidupan, bayi matur yang sehat terlindungi oleh imunitas pasif yang di dapat dari ibu; namun, status ini bergantung pada pajanan ibu sebelumnya terhadap anti gen dan respons munologinya. Imunoglobulin A IgA yang memproteksi membran menghilang dari saluran pernapasan dan saluran kemih, dan bila bayi tidak menyusui, IgA juga menghilang dari saluran cerna. Bayi mulai menyintesis IgG, dan sekitar 40% dari kadar pada orang dewasa dicapai pada usia 1 tahun. Sejumlah besar IgM diproduksi saat lahir, dan kadar dewasa di capai pada usia 9 bulan. Produksi IgA, IgD, dan IgE lebih bertahap dan kadar maksimal belum di capai hingga masa kanak-kanak awal. Bayi yang disusui menerima imunitas pasif yang banyak melalui kolostrum dan ASI. Lowdermilk, 2013. i. Sistem integumen Semua struktur kulit sudah terbentuk saat lahir. Epidermis dan dermis berikatan longgar dan sangat tipis. Verniks kaseosa subtansi keputihan, seperti keju berfungsi dengan epidermis dan berfungsi sebagai lapisan pelindung. Kulit bayi sangat sensitif dan dapat rusak dengan mudah. Bayi matur memiliki warna kulit erimatosa kemerahan selama beberapa jam setelah lahir, selanjutnya akan berubah menjadi warna normal. Kulit sering kali terlihat bercak-bercak, terutama pada ekstremitas. Tangan dan kulit terlihat sedikit sianosis akrosianosis, yang disebabkan oleh instabilitas vasomotor dan stasis kapiler. Akrosianosis normal terjadi dan hanya timbul sementara selama 7 sampai 10 hari, terutama dengan pajanan terhadap dingin. Rambut lanugo yang tipis dapat ditemui didaerah muka, bahu dan punggung. 1 Kaput succedaneum Kaput succedaneum
Bayi Adaptasi Baru LahirBagaimana Menilai Kegagalan Adaptasi Bayi Baru Lahir? Semua bayi baru lahir akan masuk ke dalam lingkungan barunya di luar rahim. Lingkungan di luar rahim ini menuntut setiap bayi untuk memenuhi kebutuhan dasar seorang bayi baru lahir dengan kekuatannya sendiri, untuk dapat tetap hidup. Proses persalinan merupakan batas waktu dari setiap bayi dalam mendapatkan kebutuhan dasarnya. Sebelum dilahirkan ia mendapatkan semua yang dibutuhkaannya dari Bunda melalui perantara ari-ari dan talipusar, lalu begitu bayi dilahirkan maka ia harus memenuhi kebutuhan awalnya secara mandiri. Kebutuhan dasar ini meliputi pemenuhan oksigen yang cukup diiringi dengan kemampuan membuang zat sisa hasil dari proses pernafasannya, dan kemampuan dalam mempertahankan kehangatan badannya. Tiga kebutuhan ini harus mampu dipenuhi secara mandiri oleh setiap bayi di jam-jam awal usianya, dan proses ini dinamakan Proses Adaptasi. Organ-organ penting yang secara langsung berperan dalam menentukan berhasil atau tidaknya setiap bayi melalui proses adaptasi ini antara lain organ pernafasan, jantung dan pembuluh darah, serta kerja otak yang telah matang. Jika terdapat kelainan pada organ tersebut, maka setiap bayi akan memiliki risiko mengalami kegagalan dalam melalui proses adaptasi di awal kehidupannya. Sebagian besar bayi cukup bulan dilahirkan pada usia kehamilan 37 -40 minggu, yang baru saja dilahirkan akan mampu melewati proses adaptasi ini dengan baik. Tanda-tanda bayi mampu melewati masa ini antara lain 1. Menangis kuat dan gerakan aktif 2. Mampu bernafas dengan teratur, tidak tampak sesak 3. Permukaan seluruh tubuh tampak segar dan kemerahan, atau pada beberapa bayi lainnya terdapat perubahan warna permukaan tubuh dari pucat/kebiruan menjadi segar dan kemerahan 4. Suhu tubuh akan kembali hangat dengan mudah Bayi-bayi yang mampu beradaptasi di awal kelahiran, pada umumnya akan mampu melanjutkan kehidupannya. Ia akan mampu memenuhi kebutuhan nutrisinya dengan kemampuannya menetek pada ibu melalui refleks hisap yang baik, dimana nutrisi ini akan diserap oleh kemampuan saluran cerna yang telah matang dan berfungsi dengan baik, dan selanjutnya oleh organ saluran cerna bagian dalam usus, hati, pankreas akan diolah sehingga dapat berfungsi dalam memenuhi kebutuhan energi bagi proses kehidupannya. Sayangnya, pada sebagian kecil bayi-bayi baru lahir, mereka mengalami kegagalan dalam melalui proses adaptasi di awal usianya. Berikut tanda-tandanya 1. Tidak terdengar tangisan, atau terdengar tangisan berupa rintihan lemah 2. Tampak sesak, dimana bayi terlihat menarik nafas dalam, terdapat cekungan di area ulu hati saat bayi menarik nafas, dan bayi bernafas cepat melebihi kecepatan nafas bayi sehat lain. Pada cuping hidung tampak kembang yang lebih lebar, pada saat menarik nafas. 3. Gerakan tidak aktif, atau tidak terlihat gerakan apapun 4. Warna permukaan tubuh bayi pucat atau bahkan biru, dan tidak ada perubahan seiring bertambahnya waktu. Tanda-tanda tersebut menunjukkan bahwa bayi mengalami stres berat, dan segera harus mendapatkan bantuan medis khusus secepatnya. Kegagalan proses adaptasi ini dapat membahayakan kehidupan setiap bayi baru lahir. Baik berdampak dalam waktu singkat, yaitu kematian bayi, maupun dampak jangka panjang yaitu di usia selanjutnya ketika ia memasuki masa tumbuh kembangnya. Berbagai faktor penyebab kegagalan setiap bayi melalui proses adaptasinya, antara lain 1. Bayi prematur dibawah 37 minggu atau bayi lewat masa kehamilan diatas 40 minggu 2. Bayi dengan berat badan kurang atau berlebih, atau tidak sesuai dengan usia kehamilannya 3. Bayi dengan infeksi sejak dalam kandungan 4. Adanya kelainan bawaan, misalnya kelainan jantung bawaan, kelainan struktur otak, saluran cerna, saluran nafas. 5. Terhirup air ketuban yang hijau dan kental 6. Proses persalinan yang tidak lancar, sehingga membutuhkan waktu yang lama hingga bayi dilahirkan Pada setiap proses persalinan harus selalu disiapkan baik lingkungan, fasilitas alat kesehatan dan tenaga kesehatan yang mampu memberikan bantuan bagi bayi-bayi ini, yang potensi mengalami kegagalan melalui proses adaptasi awalnya setelah dilahirkan. Perencanaan persalinan sebaiknya disiapkan sedini mungkin, dan kontrol rutin kehamilan wajib dilakukan. Saat dilakukan kontrol rutin kehamilan, dokter akan memberikan data kesehatan bagi Bunda dan sekaligus bayi. Dengan didapatkannya data kesehatan bayi selama didalam kandungan, maka perencanaan persalinan dapat diatur lebih dini. Sehingga proses persalinan dapat berjalan dengan lancar, dan setiap bayi selalu terpantau dengan baik, dan jika ia membutuhkan bantuan selama masa adaptasinya, maka akan dapat dilakukan dengan cepat dana benar, sehingga ia dapat bertahan dan mampu menjalani hidup selanjutnya, tumbuh dan berkembang dengan optimal tanpa dr Francisca Anak RS Bayukarta Karawang SehatBersamaBayukarta
Menurut Slusher 2013 Hiperbilirubin merupakan suatu kondisi di mana produksi bilirurin yang berlebihan di dalam darah. Menurut Lubis 2013, Hiperbilirubinemia merupakan salah satu fenomena klinis tersering ditemukan pada bayi baru lahir, dapat disebabkan oleh proses fisiologis, atau patologis, atau kombinasi keduanya. Hiperbilirubin adalah meningkatnya kadar bilirubin dalam darah yang kadar nilainya lebih dari normal. Nilai normal bilirubin indirek 0,3-1,1 mg/dl, bilirubin direk 0,1-0,4 mg/dl. Ikterus adalah warna kuning pada kulit, konjungtivam dan mukosa akibat penumpukan bilirubin, sedangkan hiperbilirubinemia adalah icterus dengan konsentrasi bilirubin serum yang menjurus ke arah terjadinya kernicterus atau ensefalopati bilirubin bila kadar bilirubin tidak dikendalikan. Ikterus neonatorum adalah suatu keadaan pada bayi baru lahir dimana kadar bilirubin serum total lebih dari 10 mg% pada minggu pertama dengan ditandai adanya ikterus yang bersifat patologis Alimun, 2009. Bilirubin yang menumpuk di dalam tubuh ini biasanya disebut dengan istilah ikterus neonates dalam istilah medis. Hal ini biasanya ditandai dengan adanya semburat warna kuning pada bagian putih mata, kulit, air seni, gusi dan gigi. Biasanya bayi yang mengalami hiperbilirubin akan mengalami aktivitas yang cenderung diam atau tidak aktif. Bayi juga akan cenderung kurang nafsu menyusu pada ibunya, lebih rewel dan mengantuk serta tubuh bayi akan lebih lemas. Jadi, dari beberapa pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa hiperbilirubin merupakan suatu kondisi di mana kadar bilirubin yang berlebihan dalam darah yang biasa terjadi pada neonatus baik secara fisologis, patologis maupun keduanya. B. Tanda dan Gejala Tanda dan gejala yang jelas pada anak yang menderita hiperbilirubin adalah; 1. Tampak ikterus pada sklera, kuku atau kulit dan membran mukosa.