adaptasi fisiologi bayi baru lahir

PENGARUHMETODE PERSALINAN LOTUS TERHADAP ADAPTASI FISIOLOGIS BAYI BARU LAHIR. Abstract : Lotus Birth, Breathing, Circulation, Thermoregulation . The process of birth is a very valuable experience for both mother and baby. The delivery process can be a variety of ways that a normal delivery, advocacy, action and surgery. 21.2 Perubahan Fisiologis Pada Ibu Post Partum . bertambah dengan adanya kehadiran bayi yang baru lahir. Ikatan antara ibu dan bayi (2009), ketika menjalani adaptasi setelah melahirkan, ibu akan mengalami fase-fase sebagai berikut : 1. Fase . taking in . yaitu periode ketergantungan. Periode ini berlangsung dari hari Teoriini dapat diterapkan pada ibu hamil karena selama kehamilan seorang wanita mengalami perubahan fisik maupun psikologis. Perubahan tersebut memerlukan adaptasi agar seorang ibu hamil mencapai kesehatan dan kesejahteraan yang optimal walaupun kehamilan merupakan peristiwa fisiologis dalam kehidupan manusia. II. Alasan Pemilihan Kasus. Kasus A pengalaman melahirkan B. konsep diri C. interaksi orang tua dan bayi D. perilaku adaptif E. perilaku maladaptif 9) Agar seorang ibu nifas dapat mandiri dalam merawat bayinya, tindakan yang Anda akan berikan adalah A. memonitor adaptasi fisiologis B. memonitor adaptasi psikologis C. meningkatkan hubungan antara orang tua dan bayinya d Adaptasi suhu Bayi memasuki suasana yang jauh lebih dingin pada saat pelahiran, dengan suhu kamar bersalin 21°C yang sangat berbeda dengan suhu dalam kandungan, yaitu 37,7°C. Ini menyebabkan pendinginan cepat pada bayi saat cairan amnion menguap dari kulit. Setiap mili liter penguapan tersebut memindahkan 560 kalori panas. Sedangkanmenurut Mitayani, bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru lahir dengan usia kehamilan atau masa gestasi yang dinyatakan cukup bulan (aterm) yaitu 36-40 minggu ( Mitayani, 2010:1). Bayi baru lahir normal harus menjalani proses adaptasi dari kehidupan didalam rahim (intrauterine) ke kehidupan di luar rahim (ekstrauterin).Perubahan lingkungan dari dalam uterus AKTIVITASBAYI Kegiatan terbesar bayi setelah lahir adalah tidur. Pengalaman2 pranatal pada saat dilahirkan mempengaruhi kegiatan bayi. Bayi2 yg sangat giat pada waktu janin cend sangat aktif selama periode lahir. Bayi yg lahir melalui cesar biasanya cenderung kurang aktif. Gerak refleks gerak mata, bibir dan lidah, Anatomidan Fisiologi Payudara; Adaptasi Psikologis Ibu Masa Nifas; Recent Posts. Persalinan Lama (Partus lama) Ketuban Pecah Dini (KPD) Perawatan Bayi Baru Lahir; Random Posts. Konsep Dasar Ilmu Gizi. Tujuan pembelajaran adalah diharapkan mahasiswa diakhir perkuliahan dapat menjelaskan konsep dasar ilmu gizi. Materi ini akan membahas beberapa Berikutini adalah perubahan-perubahan anatomi dan adaptasi fisiologis pada sistem tubuh pada masa hamil yaitu sebagai berikut : PERUBAHAN ANATOMI DAN ADAPTASI FISIOLOGIS SISTEM REPRODUKSI. Anatomi Organ Panggul. UTERUS. Peningkatan berat dari 60 gram sampai 1000 gram pada akhir kehamilan (40 minggu). Peningkatan ukuran dari 7,5 x 5 x ASUHANKEPERAWATAN BAYI BARU LAHIR NORMAL Pengertian Neonatus (bayi baru lahir) adalah bayi yang baru lahir sampai usia 4 minggu lahir biasanya dengan usia gestasi 38-42 minggu (Wong, D,L, 2003). Bayi baru lahir adalah bayi yang pada usia kehamilan 37-42 minggu dan berat badan gram (Vivian, N. L. D, 2010). . Makalah PROSES ADAPTASI FISIOLOGI BAYI BARU LAHIR BBL DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.......................................................................................... i DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang........................................................................................ 1 B. Tujuan...................................................................................................... 1 BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 2 A. Definisi ................................................................................................... 2........... B. Adaptasi Bayi Baru Lahir........................................................................ 2 C. Immunologi............................................................................................. 2 D. Kulit......................................................................................................... 5 E. Sistem Persyarafan.................................................................................. 6 BAB III PENUTUP............................................................................................... 8 A. Kesimpulan.............................................................................................. 8 DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 9 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru lahir dengan kehamilan atau masa gestasinya dinyatakan cukup bulan aterm yaitu 36 – 40 minggu. Bayi baru lahir normal harus menjalani proses adaptasi dari kehidupan di dalam rahim intrauterine ke kehidupan di luar rahim ekstrauterin. Pemahaman terhadap adaptasi dan fisiologi bayi baru lahir sangat penting sebagai dasar dalam memberikan asuhan. Perubahan lingkungan dari dalam uterus ke ekstrauterin dipengaruhi oleh banyak faktor seperti kimiawi, mekanik, dan termik yang menimbulkan perubahan metabolik, pernapasan dan sirkulasi pada bayi baru lahir normal. Penatalaksanaan dan mengenali kondisi kesehatan bayi baru lahir resiko tinggi yang mana memerlukan pelayanan rujukan/ tindakan lanjut. Sebagai seorang tenaga kesehatan, perawat harus mampu memahami tentang beberapa adaptasi atau perubahan fisiologi bayi baru lahir BBL. Hal ini sebagai dasar dalam memberikan asuhan keperawatan yang tepat. Setelah lahir, BBL harus mampu beradaptasi dari keadaan yang sangat tergantung plasenta menjadi mandiri secara fisiologi. Setelah lahir, bayi harus mendapatkan oksigen melalui sistem sirkulasi pernapasannya sendiri, mendapatkan nutrisi per oral untuk mempertahankan kadar gula darah yang cukup, mengatur suhu tubuh dan melawan setiap penyakit /infeksi. Oleh karena hal tersebut di atas lah kami menyusun makalah yang bejudul “Adaptasi Fisiologi Bayi Baru Lahir”. B. Tujuan Penulisan Mampu memahami tentang bayi baru lahir serta gangguan yang mungkin terjadi pada bayi baru lahir. Mampu mengetahui fisiologi pada bayi baru lahir. Mampu mengidentifikasi penilaian awal dan langkah esensial bayi baru lahir. Mampu melaksanakan pengkajian terkait dengan bayi baru lahir. BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Bayi baru lahir atau neonatus adalah bayi yang berumur 0-28 hari Bobak, 2005. Menurut Laila, 2008, bayi baru lahir normal adalah individu baru yang lahir di dunia, dalam keadaannya yang terbatas, maka individu baru ini sanganlah membutuhkan perawatan dari orang lain B. Adaptasi Bayi Baru Lahir Bayi akan mengalami adaptasi sehingga yang semula bersifat bergantung kemudian menjadi mandiri secara fisiologis karena Mendapatkan oksigen melalui system sirkulasi pernapasannya yang baru Mendapatkan nutrisi oral untuk mempertahankan kadar gula darah yang cukup Dapat mengatur suhu tubuh Dapat melawan setiap penyakit dan infeksi Sebelum diatur oleh tubuh bayi sendiri, fungsi tersebut dilakukan oleh placenta yang kemudian masuk keperiode transisi. Periode transisi terjadi segera setelah lahir dan dapat berlangsung hingga 1 bulan atau lebih untuk beberapa system. Transisi yang paling nyata dan cepat adalah system pernapasan dan sirkulasi, system termogulasi, dan system metabolisme glukosa. C. Immunologi Sel fagosit, granulosit, monosit mulai berkembang sejak usia gestasi 4 bulan. Setelah lahir imunitas neonatus cukup bulan lebih rendah dari orang dewasa. Usia 3-12 bulan adalah keadaan imunodefisiensi sementara sehingga bayi mudah terkena infeksi. Neonatus kurang bulan memiliki kulit yang masih rapuh, membran mukosa yang mudah cedera, pertahanan tubuh lebih rendah sehingga berisiko menglami infeksi yang lebih besar. Perubahan beberapa kekebalan alami meliputi perlindungan oleh kulit, membran mukosa, fungsi jaringan saluran napas, pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus, dan perlindungan kimia oleh asam lambung. Sistem imun bayi baru lahir masih belum matur sehingga neonatus rentan mengalami infeksi dan alergi. Sistem imun yang matur akan membeir kekebalan alami maupun kekebalan dapatan. Kekebalan alami terdiri dari struktur pertahanan tubuh yang mencegah atau meminimalkan infeksi. Beberapa contoh kekebalan alami, meliputi 1 Perlindungan oleh membran mukosa 2 Fungsi saringan saluran napas. 3 Pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus. 4 Perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung. Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel oleh darah yang membantu bayi baru lahir membunuh mikroorganisme asing. Akan tetapi, pada bayi baru lahir, sel-sel darah ini masih belum matur. Artinya, bayi baru lahir tersebut belum mampu melokalisasi dan memerangi infeksi secara efisien. Kekebalan dapatan akan muncul kemudian. Bayi baru lahir yang lahir dengan kekebalan pasif mendapat antibodi dari tubuh ibunya. Reaksi antibodo keseluruhan terhadap antigen asing masih belum muncul sampai awal kehidupan anak. Salah satu tugas utama selama masa bayi dan balita adalah pembentukan sistem kekebalan tubuh. Bayi memiliki immunoglobulin pada saat lahir, namun lingkungan rahim yang aman membatasi bayi untuk bereaksi terhadap antigen tertentu. Ada tiga macam immunoglobulin Ig atau antibodi, yang ditandai dengan huruf untuk masing-masing golongan, yaitu IgG, IgA dan IgM, dan hanya IgG yang cukup kecil untuk melewati sawar plasenta. IgG merupakan golongan antibody yang sangat penting dan jumlahnya mencapai 75% dari seluruh antibody. IgG mempunyai kekebalan terhadap infeksi kuman virus tertentu. Pada waktu lahir, kadar IgG bayi sama atau sedikit lebih banyak dari ibu. IgG ini memberikan kekebalan pasif pada bayi selama beberapa bulan kehidupan. IgM dan IgA tidak melintasi sawar plasenta, melainkan dihasilkan sendiri oleh janin. Kadar IgM pada periode kehamilan mencapai 20% dari IgM orang dewasa dan perlu waktu 2 tahun untuk dapat menyamai kadar tersebut. Kadar IgM yang relatif rendah membuat bayi lebih rentan terkena infeksi. IgM juga penting, sebab sebagian besar antibody yang terbentuk sewaktu terjadi respons primer adalah golongan ini. Kadar IgA sangat rendah dan diproduksi dalam waktu yang lama, walaupun kadar sekresi mencapai kadar orang dewasa dalam kurun waktu 2 bulan. IgA melindungi dari infeksi saluran pernapasan, saluran usus lambung, dan mata. Sedangkan immunoglobulin jenis lainnya, yaitu IgD dan IgE tidak begitu berkembang pada masa awal bayi/neonatus. ASI dan terutama kolostrum memberikan kekebalan pasif kepada bayi dalam bentuk 1 Laktoferin Merupakan protein yang mempunyai afinitas yang tinggi terhadap zat besi. Bersama dengan salah satu immunoglobulin, yaitu IgA, laktoferin mengambil zat besi yang diperlukan untuk perkembangan E. coli, stafilokokus, dan ragi. Kandungan zat besi yang rendah pada kolostrum dan ASI akan mencegah perkembangan kuman patogen. 2 Lisosom Bersama iGa mempunyai fungsi antibakteri dan juga menghambat pertumbuhan berbagai macam virus. 3 Faktor antiripsin Enzim tripsin berada di dalam saluran usus dan fungsinya adalah memecah factor Tripsin dalam kolostrum ASI akan menghambat kerja tripsin. Dengan demikian ,imunoglobiun tidak akan di pecah oleh tripsin. 4 Faktor bifidus. Laktobasilus terdapat dalaman usus bayi dan menghasilkan asam yang dapat mencegah pertumbuhan kuman pertumbuhannya,laktobasilus membutuhkan gula yasng mengandung nitrogen,yaitu factor bifidus,dan faktor ini terdapat dalam ASI. Kelenjar timus tempat diproduksinya limfosit relative besar pada waktu lahir dan terus meningkat hingga usia 8 tahun. Karena adanya defisiensi kekebalan alami dan kekebalan dapatan ini, bayi baru lahir sangat rentan mengalami infeksi. Reaksi bayi baru lahir terhadap infeksi masih lemah dan tidak memadai. Oleh sebab itu, pencegahan infeksi, seperti praktik persalinan aman, menyusui ASI dini terutama kolostrum, dan deteksi dini serta pengobatan dini infeksi menjadi sangat penting. D. Kulit Semua struktur kulit bayi sudah terbentuk saat lahir, tetapi masih belum matang. Epidermis dan dermis tidak terikat dengan baik dan sangat tipis. Verniks Caseosa juga berfusi dengan epidermis dan berfungsi sebagai lapisan pelindung. Kulit bayi sangat sensitif dan dapat rusak dengan mudah. Kulit sering terlihat berbercak, terutama di daerah sekitar ekstremitas. Tangan dan kaki terlihat sedikit sianotik. 1 Kaput suksedanum Kaput suksedanum ialah edema pada kulit kepala, yang ditemukan dini. Tekanan verteks yang lama pada serviks menyebabkan pembuluh darah setempat mendapat penekanan, sehingga memperlambat aliran balik vena. Aliran balik vena yang melambat membuat cairan jaringan di kulit daerah kepala meningkat, shingga terjadi pembengkakan. Tonjolan edema, yang terlihat saat bayi lahit, memanjang sesuai garis sutura tulang tengkorank dan lenyap secara spontan dalam tiga sampai 4 hari. 2 Kelenjar Lemak dan Kelenjar Keringat Kelenjar keringat sudah ada sejak bayi lahir, tetapi kelenjar ini tidak berespons terhadap peningkatan suhu tubuh. Terjadi sedikit hiperplasia kelenjar sebasea dan sekresi sebum akibat pengaruh hormon saat hamil. Walaupun kelenjar sebasea seuda terbentuk dengan baik saat bayi lahir, tetapi kelenjar ini tidak terlalu aktif pada masa kanak-kanak. Kelenjar-kelenjar ini mulai aktif saat produksi androgen meningkat, yakni sesaat sebelum pubertas. E. Sistem Persyarafan Dibandingkan dengan sistem tubuh lain, sistem saraf bayi baru lahir masih sangat muda, baik secara anatomi maupu fisiologi. Ini menyebabkan kegiatan refleks spina dan batang otak dengan kontrol minimal oleh lapisan luar serebrum pada beberapa bulan pertama kehidupan, walaupun interaksi social terjadi lebih awal. Setelah bayi lahir, pertumbuhan otak memerlukan persediaan oksigen dan glukosa yang tetap dan memadai. Otak yang masih muda rentan terhadap hipoksia, ketidakseimbangan biokimia, infeksi dan perdarahan. Ketidakstabilan suhu dan gerak otot yang tidak terkoordinasi menggambarkan keadaan perkembangan otak dan mielinasi saraf yang tidak sempurna. Bayi baru lahir memperlihatkan sejumlah aktivitas refles pada usia yang berbeda-beda, yang menunjukan normalitas dan perpaduan antara sistem neurologi dan muskuloskeletal. Beberapa refleks tersebut 1 Refleks Moro. Refleks ini terjadi karena adanya reaksi miring terhadap rangsangan mendadak. Refleks ini dapat dimunculkan dengan cara menggendong bayi dengan sudut 45°, lalu kepalanya turun sekitar 1-2 cm. Bayi akan bereaksi dengan menarik dan menjulurkan lengannya yang kadang-kadang gemetaran. Lalu kedua lengannya akan memeluk dada. Reaksi yang sama juga terjadi pada tungkai, yang lentur ditekuk ke perut. Refleks ini simetris dan terjadi pada 8 minggu pertama setelah lahir. Ketiadaan refleks Moro menandakan imanuritas otak. Jika pada usia 6 bulan refleks tersebut masih ada, ini menunjukan retardasi mental. 2 Refleks Rooting Dalam memberikan reaksi terhadap belaian di pipi atau sisi mulut, bayi menoleh ke arah sumber rangsangan dan membuka mulutnya, siap untuk menghisap. 3 Refleks Mengedip/Refleks Mata Melindungi mata dari trauma 4 Refleks Menggenggam Refleks ini dimunculkan dengan menempatkan jari/pensil di dalam telapak tangan bayi, dan bayi akan menggenggamnya dengan erat. 5 Refleks Berjalan dan Melangkah Jika bayi disangga pada posisi tegak dan kakinya menyentuh permukaan yang rata, bayi akan terangsang untuk berjalan. Jika bayi dipegang dan tulang keringnya menyentuh tepi meja, bayi akan memanjat ke meja refleks penempatan tungkai. 6 Refleks Leher Tonik Asimetris Pada posisi telentang, jika kepala bayi menoleh ke satu arah, lengan di sisi tersebut akan ekstensi sedangkan lengan sebelahnya fleksi. Jika didudukkan tegak, kepala bayi pada awalnya akan terkulai ke belakang lalu bergerak ke kanan sesaat sebelum akhirnya menunduk ke depan. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Adapatasi bayi baru lahir BBL adalah penyesuaian diri individu BBL dari keadaan yang sangat tergantung menjadi mandiri secara fisiologis. Banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi yang semula berada dalam lingkungan interna dalam kandungan Ibu yang hangat dan segala kebutuhannya terpenuhi O2 dan nutrisi ke lingkungan eksterna diluar kandungan ibu yang dingin dan segala kebutuhannya memerlukan bantuan orang lain untuk memenuhinya. Periode adaptasi ini disebut sebagai periode transisi, yaitu dari kehidupan di dalam rahim ke kehidupan di luar rahim. Periode ini berlagsung sampai 1 bulan atau lebih. Transisi yang paling nyata dan cepat terjadi adalah pada sistem pernafasan dan sirkulasi, sistem termoregulasi, dan dalam kemampuan mengambil serta menggunakan glukosa. B. Saran 1. Setelah memahami tentang bayi baru lahir tentunya bisa dilakukan penerapan yang baik untuk dapat melakukan pemeriksaan yang spesifik pada bayi baru lahir sehingga dapat menetapkan diagnosis yang benar agar dapat dilakukan perawatan yang lebih intensif jika ditemukan adanya masalah. 2. Semua tenaga kesehatan dapat bekerja sama untuk dapat memberikan perawatan yang benar terkait dengan bayi baru lahir. DAFTAR PUSTAKA Depkes bayi baru Deslidel, Hajjah. 2011. Asuhan Neonates Bayi Dan Balita. Jakarta EGC Helmi, Zairin Ajar Gangguan Medika Irianto, Kus. 2010. Struktur Dan Fungsi Tubuh Manusia Untuk Paramedis. Bandung Yrama Widya Keperawatan anak, 2008 Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Perpustakaan nasional Katalog dalam terbitan KDT. 2001. Bayi Anda Tahun Pertama Tip Bergambar Perawatan Bayi Tahap Demi Tahap. Jakarta Arcan Rochmah K. M., SKM; Elita Vasra, SST; Dahliana,SKM; Heni Sumastri, Panduan Belajar Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita Jakarta EGC, 2011 Perubahan fisiologi pada bayi baru lahir merupakan suatu proses adaptasi dengan lingkungan luar atau dikenal dengan kehidupan ekstrauteri. Sebelumnya bayi cukup hanya beradaptasi dengan kehidupan intrauteri Aziz Alimul, 2008. Saat lahir, bayi mengalami perubahan fisiologi yang cepat dan hebat. Kelangsungan hidup bergantung pada pertukaran oksigen dan kerbondioksida yang cepat dan teratur. Agar pertukaran efesien, alveolus paru yang semula terisi cairan harus terisi oleh udara Kenneth, 2009. a. Sistem Kardiovaskuler Sistem kardiovaskuler berubah bermakna setelah lahir. Nafas pertama bayi, disertai dengan peningkatan distensi kapiler alveolus, mengembangkan paru-paru dan mengurangi restensi pembuluh darah paru terhadap aliran darah paru dari arteri pulmonaris. Tekanan arteri pulmonaris menurun, dan tekanan dalam atrium menurun. Meningkatnya aliran darah paru dari sisi jantung kiri meningkatkan tekanan di atrium kiri, yang menyebabkan penutupan fisiologis dari foramen ovale. Dalam uterus, PO2 janin berukuran 27 mmHg. Setelah lahir, ketika kadar PO2 dalam darah arteri berukuran sekitar 50 mmHg . duktus arteriosus berkonturksi sebagai respons terhadap peningkatan oksigenasi. Kadar hormone prostaglandin E yang bersirkulasi juga memiliki peranan penting dalam penutupan duktus arterious. Selanjutnya, duktus arteiosus akan menutup total dan menjadi ligament Lowdermilk, 2013. 1 Denyut dan Bunyi Jantung Denyut jantung rata-rata berkisar 120-140 denjut/menit, dengan variasi yang tampak jelas saat tidur dan bangun. Saat setelah tangisan pertama, denyut jantung bayi dapat mengalami percepatan 175-180 denyut/jantung. Kisaran denyut jantung pada bayi matur berkisar 85-90 denyut/menit selama tidur dalam dan hingga 170 denyut/menit atau lebih ketika bayi terbangun. Denyut jantung hingga 180 denyut/menit merupakan hal yang biasa ketika bayi menangis. Denyut jantung yang secara konsisten tinggi >170 denyut/menit atau rendah <80 denyut/menit saat bayi baru lahir dalam keadaan istirahat harus dievaluasi kembali dalam 1 jam atau saat aktifitas bayi berubah. 2 Tekanan Darah Tekanan darah TD sistolik rata-rata pada bayi baru lahir berkisar 60 hingga 80 mmHg. Tekanan diastolic rata-rata berkisar 40 hingga 50 mmHg. Tekanan darah meningkat pada hari kedua kehidupan, dengan sedikit variasi yang tampak pada bulan pertama kehidupan. Turunnya TD sistolik 15 mmHg pada 1 jam pertama kehidupan bisa terjadi. Menanggis dan begerak biasanya menyebabkan peningkatan tekanan sistolik. 3 Volume Darah Volume darah pada bayi baru lahir berkisar 80 hingga 85 ml/kgBB. Segera setelah lahir, volume darah total rata-rata sebesar 300 ml, namun volume ini dapat meningkat hingga 100 ml, bergantung pada lamanya waktu sebelum tali pusat diklem dan di potong. 4 Sirkulasi Darah Pada Janin Plasenta tali pusat terletak berada di daerah fundus yang mempunyai permukaan, yaitu permukaan martenal yang menghadap depan dingding Rahim yang berisi kotiledon dan permukaan fetal yang menghadap ke janin bersamaan dengan tali pusat. Fungsi plasenta sebagai media transportasi nutrisi dari plasenta ke janin. Panjang tali pusat normal 45-55 cm. diameter 1-1,5 cm. berat plasenta normal 500 gram. Tali pusat berwarna putih ke abu-abuan, mempunyai pembulu darah 2 arteri dan 1 vena. Pada janin, pembuluh darah vena membawa darah bersih dan pembulu darah arteri membawa darah kotor. b. Sistem Pernafasan Pernafasan pada bayi normal terjadi dalam waktu 30 menit pertama sesudah lahir. Usaha bayi pertama kali untuk mempertahankan tekanan alveoli, selain adanya surfaktan yang dengan menarik nafas dan mengeluarkan nafas dengan merintih sehingga udara tertahan didalam. Respirasi pada neonates biasanya pernafasan diagfragmatik dan abdominal, sedangkan frekuensi dan dalam tarikan belum teratur. Apabila surfaktan berkurang, maka alveoli akan kolaps dan paru-paru kaku sehingga terjadi atelectasis, dalam keadaan anoksia neonatus masih dapat mempertahankan hidupnya karena adanya kelanjutan metabolism anerobik Indriyani, 2013. Bernapas pada bayi baru lahir normal pertama kali kemungkinan sebagai akibat dari reflex yang dipicu oleh perubahan tekanan, pajanan terhadap temperature udara yang dinging, bising, dan sensasi lainnya yang berhubungan dengan proses kelahiran. Selain itu kemoreseptor di aorta dan badan karotis memulai reflex neorulogis ketika tekanan oksigen arteri PO2 menurun, tekanan karbondioksida CO2 arteri meningkat, dan pH arteri menurun. Pada sebagian besar kasus, reaksi pernapasan berat terjadi dalam 1 menit setelah lahir, dan bayi melakukan tarikan napas pertama dan menangis. Setelah pernapasan dimulai, periode dari napas periodik yang terdiri dari atas henti napas sementara yang berlangsung kurang dari 20 detik. Periode henti napas lebih dari 20 detik merupakan indikasi proses patologis dan haru dievaluasi secara menyeluruh Lowdermilk, 2013. c. Sistem Hematopoietik Pada bayi baru lahir menunjukan beberapa variasi dari orang dewasa. Kadar sel darah merah dan leukosit berada namun kadar trombosit relatif sama Lowdermilk, 2013. a Sel Darah Merah dan Hemoglobin Saat lahir, kadar rata-rata sel darah merah dan hemoglobin hemoglobin janin bersifat dominan lebih tinggi dibandingkan pada orang dewasa. Darah tali pusat pada bayi baru lahir matur dapat memiliki konsentrasi hemoglobin 14 hingga 24 g/dl rata-rata17 g/dl. Hematrokit berkisar dari 44 % hingga 64 % rata-rata 55 %. Sel darah merah juga ikut meingkat berkisar dari 4,8 hingga 7,1 juta/mm3 rata-rata 5,14 juta/mm3. Pada akhir bulan pertama, nilai-nilai ini akan menurun dan mencapai kadar rata-rata 11 hingga 17 g/dl dan 4,2 hingga 5,2 juta/mm3 secara berurutan. Kadar darah ini dipengaruhi oleh klem tali pusat yang tertunda, yang akan mengakibatkan peningkatan hemoglobin, sel darah dan hematocrit. b Leukosit Leukosit dengan hitung sel darah putih SDP sekitar sel/mm3 berkisar antara hingga sel/mm3 normal saat lahir. Jumlah leukosit meningkat hingga sampai sel/mm3 selama hari pertama setelah lahir. Leukosit awal yang tinggi pada bayi baru lahir akan menurun cepat, kadar sel/mm3 umumnya dipertahankan selama periode neonatus. c Trombosit Trombosit berkisar antara hingga sel/mm3 dan sama nilainya pada bayi baru lahir dan orang dewasa. Kadar factor II,VII, IX dan X yang ditemukan dihati, menurun selama beberapa hari pertama kehidupan, karena bayi baru lahir tidak dapat menyintesis vitamin K. Namun, kecenderungan pendarahaan pada bayi baru lahir tidak biasa terjadi, dan jika difisiensi vitamin K tidak terhambat, pembentukan bekuan darah darah cukup untuk mencegah perdarahaan. d Golongan Da rah Golonga darah bayi ditentukan secara genetik dan dibentuk pada awal kehidupan janin. Namun, selama periode neonatus, kekuatan aglutinogen yang terdapat pada membrane sel darah merah meningkat perlahan. Sampel darah tali pusat dapat digunakan untuk mengidentifikasi golongan darah bayi dan status resusnya. d. Sistem Termogenik Setelah terjadinya pernapasan dan sirkulasi yang adekuat regulasi panas merupakan hal terpenting untuk kelangsungan hidup bayi baru lahir. Termoregulasi adalah mempertahankan keseimbangan antara kehilangan panas dan produksi panas. Bayi baru lahir berusaha untuk menstabilkan temperature inti tubuhnya dalam rentang yang sempit. Hipotermia akibat kehilangan panas berlebih sering terjadi dan berbahaya bagi neonatus. Kemampuan bayi baru lahir untuk memproduksi panas thermogenesis sering kali menyerupai orang dewasa, namun kecenderungan terhadap kehilangan panas yang cepat dalam lingkungan dingin meningkat pada bayi baru lahir dan menyebabkan bahaya Lowdermilk, 2013. 1 Thermogenesis Mekanisme menggigil untuk memproduksi panas jarang terjadi pada bayi baru lahir. Thermogenesis tanpa menggigil terjadi terutama oleh metabolisme lemak coklat yang khas pada bayi baru lahir, dan juga oleh peningkatan aktivitas metabolic di otak, jantung, dan hati, lemak cokelat terletak di cadang lemak superfisial pada daerah interskapula dan aksila, juga pada cadangan lemak dalam pada pintu masuk toraks, sepanjang kolumna veterba dan sekitar ginjal. Lemak coklat memliki suplai pembuluh darah dan saraf yang lebih kaya dibandingkan dengan lemak biasa. Panas yang di produksi oleh akativitas metabolic lemak dalam lemak cokelat dapat menghangatkan bayi baru lahir dengan meningkatkan produksi panas sebesar 100%. Cadangan lemak cokelat, umumnya terdapat hingga beberapa minggu setelah lahir, dan habis dengan cepat akibat dingin. Jumlah cadangan lemak coklat meningkat seiring dengan usia kehamilan. Bayi baru lahir matur memiliki cadangan lemak yang lebih banyak dibandingkan bayi premature. 2 Kehilangan Panas Kehilangan panas pada bayi baru lahir tejadi melalui empat cara berikut Lowdermilk, 2013. a Konveksi Konveksi adalah perpindahan aliran panas dari permukaan tubuh ke udara lingkungan yang lebih dingin. Oleh karena dapat terjadi kehilangan panas akibat konveksi, temperature lingkungan dalam kamar perawatan bayi dipertahankan pada suhu sekitar 24o C, dan bayi baru lahir pada tempat tidur bayi yang terbuka harus diselimuti untuk melindungi mereka dari dingin. b Radiasi Radiasi adalah hilangnya panas dari permukaan tubuh menuju permukaan padat yang lebih dingin, tidak dengan kontak langsung, namun pada jarak yang relative dekat. Untuk mencegah kehilangan panas ini, tempat tidur bayi dan meja periksa ditempatkan jauh dari jendela. c Evaporasi Evaporasi adalah kehilangan panas yang terjadi ketika cairan dikoveksi menjadi uap. Pada bayi baru lahir, kehilangan panas oleh evaporasi terjadi sebagai akibat dari penguapan kelembaban pada kulit. Kehilangan panas ini dapat diakibatkan karena kesalahan teralu cepat mengeringkan bayi baru lahir atau melalu pengeringan bayi yang terlalu lambat setelah di mandikan. Semakin kurang matur bayi baru lahir tersebut, semakin berat kehilangan panas melalu evaporasi yang akan terjadi. Kehilangan panas melalui evaporasi adalah kehilangan panas yang tidak disadari, merupakan penyebab kehilangan panas yang paling penting pada beberapa hari pertama kehidupan. d Konduksi Konduksi adalah hilangnya panas dari permukaan tubuh kepada permukaan yang lebih dingin dengan kontak langsung. Ketika masuk kedalam ruang perawatan bayi, bayi baru lahir ditempatkan dalam tempat tidur hangat untuk meminimalkan kehilangan panas. Timbangan yang digunakan untuk menimbang bayi baru lahir harus dilapisi kain pelindung untuk meminimalkan kehilangan panas secaa konduksi. 3 Regulasi Temperatur Kemampuan bayi baru lahir untuk memproduksi panas pada awalnya kurang dibandingkan pada orang dewasa. Bayi baru lahir memiliki rasio permukaan tubuh terhadap berat badan massa yang lebih besar dibandingkan pada anak dewasa. Posisi fleksi pada bayi baru lahir membawa melindungi dari kehilangan panas karena mengurangi jumlah permukaan tubuh yang terpajan pada lingkungan. Bayi juga dapat mengurangi kehilangan panas dari dalam melalui permukaan tubuh dengan konstriksi pembuluh darah perifer. Stress dingin mempengaruhi kebutuhan metabolic dan fisiologis pada semua bayi, tanpa dipengaruhi usia kehamilan, dan kondisi. Pada bayi yang mengalami stress dingin, konsumsi oksigen dan energy dialihkan dari mempertahankan fungsi otak dan jantung yang normal serta pertumbuhan kepada thermogenesis untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. e. Sistem renal Pada usia kehamilan matur, ginjal menempati sebagian besar dari dinding abdomen posterior. Kandung kemih terletak di dekat dinding abdomen anterior dan merupakan organ abdomen dan organ panggul. Pada bayi baru lahir hampir seluruh masa yang teraba pada abdomen berasal dari ginjal. Sejumlah kecil urin sekitar 40 ml biasa terdapat dalam kandung kemih bayi matur saat lahir. Frekuensi berkemih bervariasi dari 2 hingga 6x/hari. Selama hari pertama dan kedua kehidupan dan dari 5 hingga 25x sehari setelahnya. Sekitar 6 hingga 8x berkemih per hari dengan urine berwarna kuning pucat merupakan penanda asupan cairan yang adekuat setelah 3-4 hari pertama. Umumnya, bayi matur berkemih 15-60 ml urine/kgBB/hari. Bayi matur memiliki kapasitas yang terbatas untuk mengonsentrasi urine, oleh karena itu, berat jenis urine dapat berkisar antara 1001 hingga 1020. Kemampuan untuk mengonsentrasi urine dengan baik baru didapatkan sekitar usia 3 bulan. Setelah berkemih pertama kali, urine bayi akan tampak keruh dikarenakan kandungan mukus dan memiliki berat jenis yang lebih tinggi. Kadar ini menurun dengan peningkatan asupan cairan. Urine normal selama masa bayi awal umumnya berwarna kuning bening dan hampir tidak berbau Lowdermilk, 2013. Keseimbangan cairan dan elektrolit Sekitar 40% dari berat badan bayi baru lahir terdiri atas cairan ekstraselular. Setiap harinya, bayi baru lahir mengambil dan mengeluarkan sekitar 600-700 ml cairan, yang merupakan 20% dari cairan tubuh total atau 50% dari cairan ekstraselular. Laju filtrasi glomerolus pada bayi baru lahir sekitar 30% hingga 50% dari orang dewasa. Laju filtrasi yang lebih rendah ini mengakibatkan berkurangnya kemampuan untuk mengeluarkan nitrogen dan produk sisa lainya dari darah. Namun, protein yang di konsumsi oleh bayi baru lahir hampir seluruhnya di metabolisme untuk pertumbuhan. f. Sistem gastrointestinal Bayi baru lahir matur mampu untuk menelan, mencerna, memetabolisme dan menyerap protein, karbohidrat sederhana dan lemak pelarut. Selain dari enzim amilase pankreas, enzim-enzim khas dan cairan-cairan pencernaan terdapat pada neonatus, bahkan yang dengan berat lahir rendah. Pada bayi yang terhidrasi dengan adekuat, membran mukosa mulutnya lembap dan berwarna pink. Palatum lunak dan keras utuh. Adanya mukus dalam jumlah sedang hingga banyak umum terjadi pada beberapa jam pertama setelah lahir. Area kecil berwarna keputihan mutiara Epstein dapat di emukan pada sisi gusi dan pada persambungan dari palatum lunak dan keras. Pipih berbentuk bulat penuh di karenakan bantalan penghisap yang berkembang dengan baik. Bantalan ini, seperti tuberkel labia kalus penghisap pada bibir atas, menghilang sekitar usia 12 bulan, ketika periode menghisap berakhir. Walaupun gerakan menghisap dalam uterus telah direkam oleh ultrasound, gerakan ini tidak terkoordinasi dengan proses menelan pada semua bayi yang lahir sebelum usia 32 hingga 33 minggu gestasi. Gerakan menghisap pada bayi baru lahir dilakukan dengan isapan-isapan kecil sebanyak 3 atau 4 hingga 8 sampai 10 isapan pada satu waktu, dengan waktu berhenti yang singkat diantara isapan. Gigi mulai tebentuk di dalam uterus, dengan pembentukan email berlanjut hingga sekitar usia 10 tahun. Bakteri tidak terdapat pada saluran pencernaan bayi saat lahir. Bising usus umumnya dapat terdengar sesaat setelah lahir. Kapasitas lambung bervariasi dari 30 hingga 90 ml, bergantung pada ukuran bayi. Waktu pengosongan lambung sangat bervariasi beberapa faktor yang dapat memengaruhi pengosongan lambung seperti waktu dan volume dari pemberian makanan atau jenis dan temperatur makanan. Sfingter jantung dan kontrol saraf pada lambung belum matur, sehingga terkadang regurgitasi dapat terjadi. Regusgitasi selama hari pertama atau kedua kehidupan dapat dikurangi dengan menghindari pemberian makanan berlebih, dengan membuat bayi bersendawa, dan dengan memosisikan bayi dengan kepala sedikit terangkat. 1 Pencernaan Kemampuan bayi untuk mencerna karbohidrat, lemak atau protein di regulasi oleh adanya beberapa enzim. Sebagian besar enzim-enzim ini berfungsi saat lahir. Pengecualian pada amilase, yang di produksi oleh kelenjar saliva setelah kurang lebih usia 3 bulan dan oleh pankreas sekitar usia 6 bulan. Pengecualian lainya adalah livase, yang juga disekresikan oleh pankreas enzim ini di perlukan untuk mencerna lemak. 2 Tinja Saat lahir, usus bagian bawah berisi mekonium. Mekonium dibentuk selama kehidupan janin dari cairan amnion dan kontituennya, sekresi usus meliputi bilirubin, dan sel-sel yang luruh dari mukosa. Mekonium berwarna hitam kehijauan dan kental serta mengandung darah samar. Mekonium pertama yang di keluarkan biasanya steril, namun mengandung bakteria. Mayoritas bayi matur yang sehat mengeluarkan mekonium dalam 12 hingga 24 jam pertama kehidupan, dan hampir semua bayi mengalaminya dalam 48 jam pertama Blackburn, 2007. g. Sistem hepatic Hati dan kandung empedu dibentuk pada minggu keempat gestasi. Pada bayi baru lahir, hati dapat di palpasi sekitar 1cm di bawah batas iga kanan karena hati membesar dan menempati sekitar 40% dari rongga abdomen. 1 Penyimpanan besi Hati janin, yang berperan sebagai tempat produksi hemoglobin setelah lahir, mulai menyimpan besi dalam uterus. Cadangan besi pada bayi proporsional terhadap hemoglobin total tubuh dan lamanya gestasi. Saat lahir, bayi matur memiliki cadangan besi yang cukup untuk 4 hingga 6 bulan. 2 Metabolisme karbohidrat Saat lahir, bayi baru lahir dipisahkan dari suplai glukosa ibu, akibatnya bayi baru lahir memiliki kadar glukosa serum awal yang menurun. Peningkatan kebutuhan energi, penurunan pelepasan glukosa oleh hati dari cadangan glikogen, peningkatan volume sel darah merah, dan peningkatan ukuran otak pada bayi baru lahir akan berperan dalam menyebabkan abisnya simpanan glikogen dalam 24 jam pertama setelah lahir. Pada sebagian besar bayi baru lahir matur yang sehat, kadar glukosa darah stabil pada 50 hingga 60 mg/dl selama beberapa jam pertama setelah lahir. Pada hari ketiga kehidupan, kadar glukosa darah harus berkisar antara 60 dan 70 mg/dl. Inisiasi pemberian makan membantu stabilisasi kadar glukosa darah bayi baru lahir. 3 Jaundis Jaundis merupakan manifestasi pigmen bilirubin dalam jaringan tubuh. Jaundis umumnya tidak terlihat hingga kadar bilirubin mencapai 5 mg/dl. Semua jaundis yang terlihat dalam 24 jam pertama kehidupan atau jaundis menetap 7 hingga 10 hari membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut terhadap penyebabnya karena hal ini menunjukan adanya proses patologis yang mendasarinya. 4 Koagulasi Faktor-faktor koagulasi, yang disintesis dihati, diaktivasi oleh vitamin K. Kurangnya bakteri usus yang diperlukan untuk menyintesis vitamin K menyebabkan defisiensi koagulasi darah sementara antara hari ke 2 hingga hari ke 5 kehidupan. Penggunaan vitamin K intramuskular sesaat setelah lahir membantu mencegah masalah pembekuan darah Lowdermilk, 2013. h. Sistem imun Sel yang memberikan imunitas pada bayi telah terbentuk sejak awal kehidupan janin; namun, sel-sel ini tidak aktif selama beberapa minggu hingga beberapa bulan setelah lahir. Selama 3 bulan pertama kehidupan, bayi matur yang sehat terlindungi oleh imunitas pasif yang di dapat dari ibu; namun, status ini bergantung pada pajanan ibu sebelumnya terhadap anti gen dan respons munologinya. Imunoglobulin A IgA yang memproteksi membran menghilang dari saluran pernapasan dan saluran kemih, dan bila bayi tidak menyusui, IgA juga menghilang dari saluran cerna. Bayi mulai menyintesis IgG, dan sekitar 40% dari kadar pada orang dewasa dicapai pada usia 1 tahun. Sejumlah besar IgM diproduksi saat lahir, dan kadar dewasa di capai pada usia 9 bulan. Produksi IgA, IgD, dan IgE lebih bertahap dan kadar maksimal belum di capai hingga masa kanak-kanak awal. Bayi yang disusui menerima imunitas pasif yang banyak melalui kolostrum dan ASI. Lowdermilk, 2013. i. Sistem integumen Semua struktur kulit sudah terbentuk saat lahir. Epidermis dan dermis berikatan longgar dan sangat tipis. Verniks kaseosa subtansi keputihan, seperti keju berfungsi dengan epidermis dan berfungsi sebagai lapisan pelindung. Kulit bayi sangat sensitif dan dapat rusak dengan mudah. Bayi matur memiliki warna kulit erimatosa kemerahan selama beberapa jam setelah lahir, selanjutnya akan berubah menjadi warna normal. Kulit sering kali terlihat bercak-bercak, terutama pada ekstremitas. Tangan dan kulit terlihat sedikit sianosis akrosianosis, yang disebabkan oleh instabilitas vasomotor dan stasis kapiler. Akrosianosis normal terjadi dan hanya timbul sementara selama 7 sampai 10 hari, terutama dengan pajanan terhadap dingin. Rambut lanugo yang tipis dapat ditemui didaerah muka, bahu dan punggung. 1 Kaput succedaneum Kaput succedaneum Memahami Lingkup Pasar Modal Syariah + × Authors Muhammad Fuad, Siti Rohmatul Ummah, Dwi Soegiarto, Witantri Dwi Swandini, Iwan Henri Kusnadi, Safwan Kamal, Nurjanah Nurjanah, Nur Sa’Idaturrohmah, Novia Sandra Dewi, Sri Astuty Ratnasari Manggu, Dadan Ramdhan, Wandi Sujatmiko, Elvira Elvira, Erty Rospyana Rufaida, Joko Rehutomo PENGERTIAN ADAPTASI BAYI BARU LAHIR Adalah periode adaptasi terhadap kehidupan keluar rahim. Periode ini dapat berlangsung hingga satu bulan atau lebih setelah kelahiran untuk beberapa sistem tubuh bayi. Transisi paling nyata dan cepat terjadi pada sistem pernapasan dan sirkulasi, sistem kemampuan mengatur suhu, dan dalam kemampuan mengambil dan menggunakan glukosa. Setelah dijelaskan tentang adaptasi bayi baru lahir, selanjutnya marilah belajar tentang periode transisi. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEHIDUPAN DI LUAR UTERUS Faktor-faktor yang mempengaruhi adaptasi bayi baru lahir Riwayat antepartum ibu dan bayi baru lahir misalnya terpapar zat toksik, sikap ibu terhadap kehamilannya dan pengalaman pengasuhan bayi. Riwayat intrapartum ibu dan bayi baru lahir, misalnya lama persalinan, tipe analgesik atau anestesi intrapartum. Kapasitas fisiologis bayi baru lahir untuk melakukan transisi dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin. Kemampuan petugas kesehatan dalam mengkaji dan merespon masalah dengan tepat pada saat terjadi. PERUBAHAN SISTEM PERNAPASAN Perkembangan paru Paru berasal dari benih yang tumbuh di rahim, yg bercabang-cabang dan beranting menjadi struktur pohon ini berlanjut dari kelahiran hingga sekitar usia 8 tahun ketika jumlah bronkiol dan alveol sepenuhnya berkembang, walaupun janin memperlihatkan gerakan pernapasan pada trimester II dan III. Ketidakmatangan paru terutama akan mengurangi peluang kelangsungan hidup bayi baru lahir sebelum usia 24 minggu. Keadaan ini karena keterbatasan permukaan alveol, ketidakmatangan sistem kapiler paru dan tidak mencukupinya jumlah surfaktan Awal timbulnya pernapasanDua faktor yang berperan pada rangsangan napas pertama bayi Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang merangsang pusat pernapasan di otak. Tekanan dalam dada, yang terjadi melalui pengempisan paru selama persalinan, merangsang masuknya udara ke dalam paru secara mekanik. Interaksi antara sistem pernapasan, kardiovaskuler, dan susunan saraf pusat menimbulkan pernapasan yang teratur dan berkesinambungan serta denyut yang diperlukan untuk kehidupan. Jadi sistem-sistem harus berfungsi secara normal. Upaya napas pertama bayi berfungsi untuk Mengeluarkan cairan dalam paru Mengembangkan jaringan alveol paru untuk pertama kali. Untuk mendapat fungsi alveol, harus terdapat surfaktan yang cukup dan aliran darah melalui paru. Produksi surfaktan mulai 20 minggu kehamilan dan jumlahnya meningkat sampai paru matang sekitar 30-34 minggu. Surfaktan mengurangi tekanan permukaan dan membantu menstabilkan dinding alveol sehingga tidak kolaps pada akhir persalinan. Tanpa surfaktan alveol akan kolaps setelah tiap kali pernapasan, yang menyebabkan sulit bernapas. Untuk itu diperlukan banyak energi pada kerja tambahan pernapasan. Peningkatan energi memerlukan dan menggunakan lebih banyak oksigen dan ini menimbulkan stress bayi. Pada waktu cukup bulan, terdapat cairan didalam paru waktu bayi melalui jalan lahir selama persalinan, sekitar sepertiga cairan ini diperas keluar dari paru. Seorang bayi yang dilahirkan melalui SC Sectio Caesarea kehilangan manfaat perasan thorax ini dapat menderita paru basah dalam jangka waktu lama. Pada beberapa tarikan napas pertama, udara ruangan memenuhi trachea dan bronkus bayi baru lahir. Sisa cairan di dalam paru dikeluarkan dari paru dan diserap oleh pembuluh limfe dan darah. Semua alveoli akan berkembang terisi udara sesuai dengan perjalanan waktu. Fungsi pernapasan dalam kaitan dengan fungsi kardiovaskulerOksigenasi merupakan faktor yang sangat penting dalam mempertahankan kecukupan pertukaran udara. Jika terjadi hipoksia, pembuluh darah paru akan mengalami vasokonstriksi. Pengerutan pembuluh darah ini berarti tidak ada pembuluh darah yang berguna menerima oksigen yang berada dalam alveol, sehingga terjadi penurunan oksigenasi ke jaringan,yang memperburuk hipoksia Peningkatan aliran darah paru akan memperlancar pertukaran gas dalam alveoli dan menyingkirkan cairan paru, dan merangsang perubahan sirkulasi janin menjadi sirkulasi luar rahim. PERUBAHAN SISTEM SIRKULASI Setelah lahir, darah bayi baru lahir harus melewati paru untuk mengambil oksigen dan mengadakan sirkulasi melalui tubuh guna mengantarkan oksigen ke menyelenggarakan sirkulasi terbaik mendukung kehidupan luar rahim, harus terjadi Penutupan foramen ovale jantung Penutupan duktus arteriosus antara arteri paru dan aorta. Dua peristiwa yang mengubah tekanan dalam sistem pembuluh darah Saat tali pusat dipotong, resistensi pembuluh sistemik meningkat dan tekanan atrium kanan menurun. Tekanan atrium kanan menurun karena berkurangnya aliran darah ke atrium kanan yang mengurangi volume dan tekanannya. Kedua kejadian ini membantu darah dengan kandungan oksigen sedikit mengalir ke paru utk menjalani proses oksigenasi ulang. Pernapasan pertama menurunkan resistensi pembuluh paru dan meningkatkan tekanan atrium kanan . Oksigen pada pernapasan pertama menimbulkan relaksasi dan terbukanya sistem pembuluh paru menurunkan resistensi pembuluh paru, ini akan meningkatkan sirkulasi ke paru sehingga terjadi peningkatan volume darah pada atrium kanan. Dengan peningkatan tekanan pada atrium kanan ini dan penurunan tekanan pada atrium kiri, foramen ovale secara fungsi akan menutup. Dengan pernapasan kadar oksigen darah akan meningkat, sehinggamengakibatkan duktus arteriosus mengalami konstriksi dan menutup. Vena umbilikus, duktus arteriosus dan arteri hipogastrika tali pusat menutup secara fungsi dalam beberapa menit setelah lahir dan tali pusat diklem. Penutupan anatomi jaringan fibrosa berlangsung dalam 2-3 bulan. SISTEM THERMOREGULASI Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu, sehingga akan mengalami stress dengan adanya perubahan lingkungan. Saat bayi masuk ruang bersalin masuk lingkungan lebih dingin. Suhu dingin menyebabkan air ketuban menguap lewat kulit, sehingga mendinginkan darah bayi. Pada lingkungan yang dingin, terjadi pembentukan suhu tanpa mekanisme menggigil merupakan jalan utama bayi yang kedinginan untuk mendapatkan panas tubuh. Pembentukan suhu tanpa mekanisme menggigil merujuk pada penggunaan lemak coklat untuk produksi panas Timbunan lemak coklat terdapat pada seluruh tubuh, mampu meningkatkan panas sebesar 100%. Untuk membakar lemak coklat bayi membutuhkan glukosa guna mendapatkan energi yang mengubah lemak menjadi panas. Lemak coklat tidak dapat diproduksi ulang oleh bayi baru lahir. Cadangan lemak coklat akan habis dalam waktu singkat karena stress dingin. Semakin lama usia kehamilan, semakin banyak persediaan lemak coklat pada bayi. Bayi yang kedinginan akan mengalami hipoglikemi, hipoksia dan asidosis. Pencegahan kehilangan panas menjadi prioritas utama dan bidan wajib meminimalkan kehilangan panas pada bayi baru lahir. Fungsi otak memerlukan jumlah glukosa tertentu Pada bayi baru lahir, glukosa darah akan turun dalam waktu cepat. Koreksi penggunaan gula darah dapat terjadi 3 cara Melalui penggunaan ASI setelah lahir bayi didorong untuk secepat mungkin menyusu pada ibunya Melalui penggunaan cadangan glikogen glikogenolisis Melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak glukoneogenesis Bayi baru lahir tidak dapat menerima makanan dalm jumlah yang cukup akan membuat glukosa dari glikogen glukoneogenesis. Hal ini dapat terjadi jika bayi mempunyai persediaan glikogen yang cukup. Bayi yang sehat akan menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen, terutama dalam hati selama bulan-bulan terakhir kehidupan di rahim. Bayi lahir yang mengalami hipotermia yang mengakibatkan hipoksia akan menggunakan persediaan glikogen dalam jam pertama kehidupannya. Sangat penting menjaga kehangatan bayi segera setelah lahir. Jika persediaan glukosa digunakan pada jam pertama kehidupannya maka otak dalam keadaan berisiko. Bayi baru lahir yang kurang bulan, lewat bulan, hambatan pertumbuhan dalam rahim/IUGR dan stress janin merupakan risiko utama, karena simpanan energi berkurang atau digunakan sebelum lahir. Gejala hipoglikemi tidak khas dan tidak jelas. Gejala hipoglikemia tsb antara lain kejang-kejang halus, sianosis, apne, tangis lemah, letargi, lunglai, menolak makanan. Akibat jangka panjang hipoglikemia adalah kerusakan yang tersebar seluruh sel-sel otak. SISTEM GASTRO INTESTINAL Sebelum lahir janin cukup bulan akan mulai menghisap dan menelan Reflek gumoh dan batuk yang matang sudah mulai terbentuk. Dengan baik pada saat lahir. Kemampuan bayi cukup bulan menerima dan menelan makanan terbatas, hubungan esofagus bawah dan lambung belum sempurna sehingga mudah gumoh terutama bayi baru lahir dan bayi muda. Kapasitas lambung terbatas kurang dari 30 cc untuk bayi cukup bulan. Kapasitas lambung akan bertambah bersamaan dengan tambah bayi masih belum matang sehingga tidak mampu melindungi diri dari zat berbahaya, kolon bayi baru lahir kurang efisien dalam mempertahankan air dibanding dewasa sehingga bahaya diare menjadi serius pada bayi baru lahir. PERUBAHAN SISTEM IMUNOLOGI Sistem imunitas bayi baru lahir, masih belum matang sehingga rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi. Sistem imunitas yang matang menyebabkan kekebalan alami dan buatan. Kekebalan alami terdiri dari struktur tubuh yg mencegah dan meminimalkan infeksi Beberapa contoh kekebalan alami perlindungan oleh kulit membran mukosa fungsi saringan saluran napas pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan ususperlindungan kimia oleh asam lambung. Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel darah yang membantu bayi baru lahir membunuh mikroorganisme asing. Tetapi sel darah masih belum matang sehingga bayi belum mampu melokalisasi dan memerangi infeksi secara efisien. Kekebalan akan muncul kemudian Reaksi bayi terhadap antigen asing masih belum bisa dilakukan sampai awal kehidupan. Tugas utama bayi dan anak-anak awal membentuk kekebalan. Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksiReaksi bayi baru lahir terhadap infeksi masih sangat lemah dan tidak memadai. Pencegahan pajanan mikroba seperti praktik persalinan aman, menyusui ASI dini dan pengenalan serta pengobatan dini infeksi menjadi sangat SISTEM GINJAL Ginjal sangat penting dalam kehidupan janin, kapasitasnya kecil hingga setelah lahir. Urine bayi encer, berwarna kekuning-kuningan dan tidak berbau. Warna coklat dapat disebabkan oleh lendir bebas membrane mukosa dan udara asam akan hilang setelah bayi banyak minum. Garam asam urat dapat menimbulkan warna merah jambu pada urine, namun hal ini tidak penting. Tingkat filtrasi glomerolus rendah dan kemampuan reabsorbsi tubular terbatas. Bayi tidak mampu mengencerkan urine dengan baik saat mendapat asupan cairan, juga tidak dapat mengantisipasi tingkat larutan yang tinggi rendah dalam darah. Urine dibuang dengan cara mengosongkan kandung kemih secara reflek. Urine pertama dibuang saat lahir dan dalam 24 jam , dan akan semakin sering dengan banyak cairan. 0% found this document useful 0 votes174 views19 pagesDescriptionAdaptasi fisiologiCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsPPT, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes174 views19 pagesAdaptasi Fisiologis Dan Psikologis Bayi Baru LahirJump to Page You are on page 1of 19 You're Reading a Free Preview Pages 7 to 17 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime. Background. Exclusive Breast Feeding EBF is a source of nutrition, the best vitamins and minerals for growth and development in the first six months of life. EBF can reduce the risk of death in infants but exclusive breastfeeding in Indonesia is still very low, especially in Oesapa community health center, which is 12,43% in 2016 . Objective. To analyze the risk factors of the low coverage exclusive breastfeeding in the Oesapa Community Health Center. Methods. Case control study design with consecutive sampling for case and control group. Samples include 48 mothers who did not give exclusive breastfeeding and control groups include 48 mothers who gave exclusive breastfeeding. The data analysis used were univariat and bivariat with chi square test and Odds Ratio. Result. The results of the analysis showed the value of husband's support OR p interest in milk formula OR 5,314; p 0,000, the level of maternal knowledge OR the last level of education of the mother OR 1,187; p 0,836, maternal age OR 1,741; p 0,433, maternal occupation OR 1,000; p 1,000, maternal income OR 1,533; p 1,000, maternal marital status OR 0,897; p 1,000, child birth order OR 0,833; 95 p 0,831, health care support OR 1,000; p 1,000. Conclusion. Risk factors of the low coverage exclusive breastfeeding in Oesapa community health center are husband’s support and interest in formula milk. Kata Kunci Exclusive Breast Feeding, risk factors, husband’s support, infant formula OKT,2013 ADAPTASI FISIOLOGIS DAN PSIKOLOGIS BAYI BARU LAHIR Lisnadiyanti,okt 13 Bayi baru lahir/ newborn/ neonatus adalah bayi yang dilahirkan sampai dengan umur 28 hari  Bayi baru lahir normal adalah bayi yg baru dilahirkan pd kehamilan cukup bulan dengan berat badan bayi antara 2500 sd 4000 gram & tanpa tanda asfiksia & penyakit penyerta lainya.  1. Perubahan pada Sistem Pernapasan Rangsangan u/ grk pernafasan  Tekanan mekanik dr thoraks  Pe Pa O2 & ke Pa CO2  Rangsangan dingin pd daerah muka Upaya bernafas pertama seorang bayi berfungsi u/ 1. Mengeluarkan cairan dlm paru – paru 2. Mengembangkan jar. Alveolus paru – paru u/ pertama kali Proses Mekanis penekanan dari thorak pada saat melalui vagina Kehilangan cairan Hentakan balik dada Tekanan negative intra thorak + Rangsangan kimiawi, thermal, mekanikal, sensori Penggerakan pernafasan pertama Masuknya udara Permulaan penurunan tekanan permukaan alveolus Peningkatan PaO2 alveolus Peningkatan volume pembuluh darah paru-paru Pembukaan pembuluh darah paru Peningkatan sirkulasi limfe Peningkatan aliran darah ke dalam paru Peningkatan oksigenasi yang adequat Tjd perubahan besar, yaitu  Penutupan foramen ovale  Penutupan duktus arteriosus Denyut jantung BBL 120-180 kali/menit Volume darah BBL berkisar 80 – 110 ml/kg Tali Pusat Diklem Lepasnya dari plasenta turunnya sirkulasi darah Tertutupnya ductus venosus Pertama kali bernafas Meningkatnya system resistensi Tekanan dari atrium kanan berkurang dibandingkan dg atrium kiri Darah ke hati dan system portal Paru-paru berkembang Paru-paru mengeluarkan cairan Perubahan dr kanan ke kiri meninggalkan dr kiri ke kanan dr aliran darah Meningkatnya tingkat sirkulasi oksigen dalam sirkulasi pulmonary Menurunnya resistensi vaskuler pulmonary Tertutupnya ductus arteriosus Meningkatnya tekanan di atrium kiri Tertutupnya foramen ovale Lingkungan yg dingin Mekanisme kehilangan panas tubuh BBL  Konveksi  Radiasi  Evaporasi  Konduksi Stress Dingin Meningkatnya metabolisme Meningkatnya penggunaan glukosa BAT metabolisme jaringan adipose coklat Meningkatnya penggunaan persediaan glikogen Pembebasan asam lemak Meningkatnya rata-rata pernafasan Lebih banyak membutuhkan oksigen Hypoksia Menipisnya persediaan glikogen Hypoglikemia Meningkatnya konsumsi oksigen Menurunnya produksi surfaktan kebutuhan O2, glukosa, perfusi paru-paru yg adequate Menurunnya pH Asidosis metabolisme Vasokonstriksi pulmonary Penurunan berat atau gagal menambah berat penggunaan kalori untuk energi dan pertumbuhan Distress pernafasan Hypoksia lanjut Ginjal sudah berfungsi, tetapi belum sempurna. BBL harus BAK dalam 24 jam pertama, jumlah urin 20 – 30 ml/hr dan meningkat menjadi 100 – 200 ml/hr pada akhir minggu pertama Kapasitas lambung BBL 30 – 90 ml. Pengosongan lambung antara 2 – 4 jam setelah pemberian makanan Dipengaruhi oleh • Waktu dan volume makanan • Jenis dan suhu makanan • Stres fisik. Fungsi hepar BBL • penyimpanan zat besi • metabolisme KH • konjugasi bilirubin • koagulasi Hepar belum matur untuk membentuk glukosa sehingga BBL mudah terkena hipoglikemi Neonatus telah memiliki kapasitas fungsional u/ mengubah bilirubin, namun sebagian bsr BBL ada yg mengalami hiperbilirubinemia fisiologis Sistem imunitas BBL belum matang, rentan berbagai infeksi dan alergi Sedangkan sistem imunitas yang telah matang akan memberikan kekebalan alami dan kekebalan didapat pada tubuh Kekebalan alami terdiri dari struktur pertahanan tubuh yg mencegah atau meminimalkan infeksi       Semua struktur kulit sudah ada tapi belum matur. Epidermis & dermis tidak terikat dengan erat dan sangat tipis Verniks caseosa bersatu dengan epidermis Bayi aterm memiliki kulit erithemathous Kulit sering kelihatan berbintik & lurik-lurik Tangan dan kaki sedikit sianosis acrosianosis    Labia mayora & minora mengaburkan vestibulum dan menutupi klitoris pada bayi perempuan Bayi laki-laki, preputium biasanya tidak sepenuhnya tertarik masuk Bayi perempuan biasa ditemukan pseudomenstruasi     Tubuh BBL kelihatan sedikit tidak proposional Tgn sedikit lebih panjang dari kaki Punggung BBL kelihatan lurus dan dapat ditekuk dengan mudah BBL dpt mengangkat & memutar kepala ketika menelungkup Pertumbuhan otak sangat cepat dan membutuhkan glukosa dan O2 yg adekuat Refleks pada BBL 1. Refleks Moro / Peluk 2. Refleks rooting 3. Refleks menghisap & menelan 4. Refleks batuk & bersin 5. Refleks grasping 6. Refleks stepping 7. Refleks neck tonis 8. Refleks babinski Periode reactivity pertama Periode tidur 3. Periode reactivity kedua 1. 2. Behavioral State 1. Quite sleep state 2. Active sleep state 3. Drowsy state 4. Quiet Alert state 5. Active alert state 6. Crying state Terima Kasih Puji syukur kehadirat Allah SWT,yang telah memberikan setitik cahaya penerang sehingga berbagai permasalahan yang ada dapat diatasi dan rahmatnya kami diberi kesehatan dan keselamatan untuk menyelesaikan makalah yang berjudul ADAPTASI BAYI BARU LAHIR dapat terselesaikan. Makalah ini tidak terlepas dari keikhlasan dan kesabaran hati dari berbagai pihak yang telah banyak membantu oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen pembimbing ASKEB PERSALINAN Ibu NURUL HIKMAH ANNISA, yang telah banyak memberikan bimbinganya. Kami menyadari begitu banyak terdapat kesalahan pada penyusunan makalah ini diluar dari kemampuan kami, kami memohon kritik dan saran guna penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhirnya dengan kerendahan hati kepada semua pihak untuk memaafkan semua kesalahan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Type PDF Date April 2020 Size 2MB Author Nur Fitri Widiningrum This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA DOWNLOAD as PDF DOWNLOAD as DOCX DOWNLOAD as PPTX This is a non-profit website to share the knowledge. To maintain this website, we need your help. A small donation will help us alot.